Menyenangkan melihat bayi yang gemes dan lucu. Perasaan bahagia selalu ada setiap bersama mereka. Andai punya bayi, ah belum waktunya. Mana pasangannya, coba. Haha...
Tahun ini saya semakin sering terpapar wajah bayi. Bukan saja dari foto-foto di media sosial yang dibagikan teman-teman atau orang yang saya kenal, di rumah (Semarang), adik kedua Difa pun kini telah memiliki bayi. Ini semacam pertanda bahwa saya harus cepat menikah?
*Makanya cepat nikah*
Kebanyakan wanita yang berbagi foto bayi
Ketika frame foto dulunya digunakan untuk tempat mengabadikan foto kenangan (termasuk bayi) yang dapat dilihat keluarga, teman atau mereka yang berkunjung ke rumah si pemilik, semuanya tampak bahagia. Dengan foto, semua kenangan dapat tersimpan hingga kelak si bayi bertumbuh dewasa.
Syukur-syukur si bayi tadi menjadi orang berpengaruh bagi lingkungan atau dunia, namun saat terjadi masalah, foto juga yang membuat orang yang paling menyayangi merasa sangat sedih. Hanya melihat wajah dimasa lalu, air mata seolah tak ingin berlalu.
Kini, di era media sosial, seiringnya umur saya juga yang bertambah, teman-teman dan orang-orang yang saya kenal, ada semacam tren yang saya tanpa sadar saya mengikutinya.
Teman-teman yang akhirnya melepas masa mudanya dengan status single, mereka seolah sangat bahagia dengan keluarganya. Foto-foto anak mereka menjadi frame yang tak lagi dipajang di meja rumah mereka. Karena semua orang, termasuk saya, sudah bisa melihat tanpa harus berkunjung.
Paling sering saya temui adalah generasi mamah muda yang suka sekali membagikan foto-foto anaknya. Mulai dari yang bayi hingga anak-anak. *apa kabar mantan? (tuing, apakah mereka cemburu melihat mantan mereka sudah bahagia dengan pasangan serta anak-anaknya)
Lalu, kemana para suami? Sebagian ada sih, dan yang sebagian besar malah ikut difoto. Wanita yang menjadi mamah muda bukan saja sangat agresif dengan suaminya, tapi dengan media sosial juga. *LHO!
Jangan keseringan berbagi, bahaya
Memang sangat membanggakan memberitahu ke semua orang tentang kebahagiaan yang kita rasakan, tapi tolong jangan keseringan dan banyak-banyak membaca informasi. Sayangkan, hape keren hanya untuk berfoto saja.
Sudah banyak kasus terjadi seperti penculikan dan pedofil. Belum lagi kasus lainnya yang bisa membuat si anak yang kelak bertumbuh dewasa harus menerima akibat dari keseringan foto yang disebar, seperti dibully di Sekolah nanti.
Atau sakit hatinya mantan yang tidak terima. Apalagi saat berbagi foto dengan menggunakan tag lokasi. Habis deh. Untung saya bukan mantan yang buruk *eh.
...
Iya, mungkin saya saja yang iri karena belum punya bayi. Tunggu dulu, jangan berpikir buruk tentang saya. Saya bukan nggak mau menikah, namun pasangannya belum ada. *plak*
Hehe... halo Ayah dan mami, kalian memang hidup digenerasi saya yang umurnya tidak muda lagi. Memang kalian sudah lebih baik lagi karena sudah berpasangan. Serius, saya iri juga kalau boleh.
Tapi harus diingat, berbagi foto anak-anak kalian usahakan tidak terlalu sering. Sebar saja gambar-gambar yang semisal berprestasi. Atau, semisal juga jadi ambassador pakaian anak-anak, mungkin itu tidak masalah *alah.
Kadang mengingatkan itu seolah tidak penting, yang penting buat saya, postingan ini dapat memberikan sedikit saja info yang perlu diperhatikan buat kalian, pasangan muda.
*Mari doakan saya segera punya pasangan*LOL**
Salah satu postingan yang bisa jadi referensi untuk diketahui
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar