Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat. Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...
Jaminan kesehatan daerah atau Jamkesda merupakan program jaminan bantuan pembayaran biaya pelayanan kesehatan yang diberikan Pemerintah Daerah kepada masyarakat. Selama di Samarinda ini, saya berkenalan dengan Jamkesda Samarinda. Sangat membantu sekali, terutama bagi masyarakat yang kurang dari segi biaya.
Mungkin istilah BPJS lebih familiar ditelinga saya ketimbang Jamkesda. Maklum saja, promosi BPJS lebih terlihat dibanyak media, baik televisi maupun yang sempat hangat media sosial. Anggap saja saya katro karena belum pernah terlibat seperti sekarang soal Jamkesda.
Selama 2 minggu lebih di rumah sakit AW.Sjahranie, hari-hari saya sangat identik dengan formulir obat-obatan untuk diambil di apotik yang ada di rumah sakit. Tidak setiap hari memang untuk mengambil, karena ada keluarga juga yang gantian mengambil.
Apotik yang ada di rumah sakti AW. Sjahranie. Lumayan mengantri di sini.
Paling nyata terlihat kemampuan Jamkesda adalah saat pengambilan obat. Karena tanpa kertas yang ada Jamkesdanya, mungkin saya atau keluarga pasien yang mengambil obat akan kena bayaran (mungkin) atau juga disuruh ngurus dulu. Hal lainnya, biaya selama di rumah sakit akan ditalangi kartu sakti ini.
Durasi 7 hari
Secara singkat saya sudah menceritakan kelebihan Jamkesda dari pengalaman saya diatas. Nah, untuk diketahui bahwa memiliki Jamkesda biar dapat digunakan di rumah sakit yang sudah terdaftar Jamkesda, kita harus mengurus masa aktifnya. Hanya satu minggu untuk mendapatkan pengesahan dari Jamkesda agar dapat digunakan.
Jamkesda yang digunakan untuk mengambil obat di rumah sakit hanya memiliki masa aktif satu minggu. Untuk menggunakannya kembali, Anda harus mengurusnya kembali. Di sini adalah ruangan untuk mengurus berbagai kartu jaminan seperti Jamkesda. Semacam minta stampel sepertinya.
Sebuah kertas sebesar A4 yang diberikan petugas setelah mengurus lalu difoto copy. Kertas foto copyannya inilah yang digunakan untuk mengambil obat di apotik. Saya sedang menghitung bila tiap hari selama sepekan mengambil obat 1 hari 2 kali, maka saya harus foto copy 14 lembar.
Jamkesda Samarinda
Saat saya browsing di Internet, Jamkesda Samarinda ternyata sudah memanfaatkan media darling untuk akses informasinya. Bisa dilihat dari website maupun twitternya berikut ini.
Twitter @jamkesdaSMD
Website http://jamkesda-samarinda.info
Mengurus Jamkesda sangat mudah seperti yang diberitahu gambar cover website Jamkesda Samarinda. Hanya membawa surat pengantar dari RT dimana Anda berada tinggal saat ini.
...
Saat ini memang banyak sekali jaminan kesehatan yang diberikan. Baik dari pemerintah daerah, pusat maupun pihak swasta (mungkin semacam asuransi). Beberapa orang mengatakan tentang memilih Jamkesda ketimbang jaminan kesehatan lainnya karena mengurusnya tidak ribet. Dan keluarga pasien yang berada satu ruangan bersama saya memang sebagian besar berasal dari keluarga kelas menengah kebawah.
Ibu saya sudah menjalani operasi dan menginap lebih dari 2 minggu. Dan saya setidaknya agak lega, semua biaya ditanggung kartu ajaib ini. Menjadi kelas menengah saat ini yang dikatakan dapat menikmati segalanya tetap saja untuk urusan kesehatan sangat perlu hal-hal yang begini.
Sebelum sesuatu terjadi kepada Anda maupun keluarga, sudahkah mendaftarkan jaminan kesehatan keluarga Anda? Sangat penting sekali untuk ini.
*Postingan ini tidak begitu detail soal Jamkesda. Saya menulis sebatas pengalaman yang saya tahu saja.
Begini rasanya ketika mertua datang ke rumah, nggak enakan. Padahal, cuma menjenguk cucu kesayangan. Tapi rasa malas yang biasa dirasakan sebelum nikah, berubah rasa risih. Serba salah, pokoknya.
[Artikel 17#, kategori Tips] Saya sudah menghitung kira-kira berapa kuota yang dihabiskan untuk menonton siaran langsung sepakbola via streaming. Tentu Anda sekarang bisa mengukur biaya untuk menghabiskan kuota apabila tim kesayangan Anda akan bertanding hari ini.
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat. Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...
Postingan ini terinspirasi dari komentar dari dalam blog ini sendiri. Padahal dari awal, blog merupakan tempat personal branding seseorang. Bila digunakan untuk personal, ia biasanya akan mengisinya dengan curhat, portofolio dan aktivitas. Bagi perusahaan, blog merupakan cerita dibalik mereka sendiri.
Pernah merasakan manisnya dikejar gebetan yang tak menghiraukan bagaimana sakitnya setelah putus suatu hari nanti. Dan akhirnya mereka menjadi pasangan yang selalu setia, pandai mendengar, selalu memberi motivasi untuk saling menguatkan dan menceritakan hal-hal kecil yang tak pernah mereka ceritakan kepada orang lain. Kini setelah putus, jangan berharap cerita manis diawal akan sama. Perlu diketahui terlebih dahulu, sifat buruk ini bukan berarti semua pria diumur 29 tahun akan sama. Ini sebuah judul yang menarik dan penulisnya saja yang mengalami. So, baca saja ceritanya. Kamu seperti kekanak-kanakan, deh. Kenapa tiap punya mantan, hobinya ngajakin balikan. Tiba-tiba saja kalimat tersebut terlontar dalam sebuah pesan singkat yang terkirim buat saya yang memang berusaha berkomunikasi dengan mantan. Seperti kena serangan jantung tiba-tiba. Dan saya membencinya, marah dan kesal. Marahnya kepada momen yang waktu ia sampaikan. Saya memang bermaksud berbaikan dengan mant...
Komentar
Posting Komentar