Banyak pertimbangan untuk memutuskan kembali ke Semarang. Entah bila harus disebut anak tidak berbakti. Kadang sebagian orang banyak yang sok benar tanpa melihat situasinya. Tapi saya tak akan ambil pusing, ini keputusan saya dan saya tahu konsekuensinya.
Total saya berada di Samarinda sekitar 29 hari. Saya menghitung dari awal kedatangan saya. Yah, inilah rekor terbaru saya berada di Samarinda dengan waktu yang cukup lama. Alasannya tak perlu disebut lagi. Bukan sebuah prestasi atau kemenangan memang, hanya saya ingin mendokumentasi setiap perjalanan hidup saya yang begitu berarti di sini.
Perjalanan dari Samarinda ke Semarang memang harus melewati jalur darat pertama-tamanya. Samarinda ke Balikpapan, bandaranya ada di kota Balikpapan soalnya, jarak tempuhnya adalah 2 jam. Itu sudah lumayan. Meski di perjalan tadi berhenti sejenak, karena sang supir ngopi-ngopi dulu. Perjalanan kali menggunakan travel dan itu semacam mobil pribadi.
Menikah di usia 37
Ada banyak cerita yang menarik dalam perjalanan dari Samarinda ke Balikpapan. Salah satunya berkenalan dengan ibu-ibu yang berasal dari Malang. Ia sedang berada di Samarinda sebulan lamanya. Seperti saya juga. Kepentingannya, ia bersama suami mencoba mencari peruntungan meski pada akhirnya sang suami yang tinggal.
Beliau yang sekarang mungkin berumur 40 keatas bercerita bahwa ia menikah dengan suaminya sama-sama usia 37 tahun. Bila itu laki-laki saja mungkin saya maklum ini seorang wanita. Sungguh itu luar biasa menurut saya. Sorry, kekaguman itu nanti akan saya tulis diwaktu yang berbeda.
Sempat delay tapi alhamdulillah sampai
Akhirnya saya kembali menginjakkan bandara Internasional Balikpapan. Bandara yang benar-benar memanjakan traveller banget di sini. Akses jaringan WIFI yang melimpah, bangunan mirip mall bila Anda masuk, dan ini jauh lebih 3x lipat dari bandara di Semarang.
Meski dikelilingi orang-orang dengan berpakaian keren, saya yang tampil dengan sendal jepit (efek kehilangan sepatu), tak begitu memperdulikan apa yang dilihat orang. Saya cukup percaya diri.
Setelah selesai makan siang, pesawat sore, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Semua penumpang sudah dipanggil untuk masuk. Sayangnya... sudah berada di pintu masuk pesawat, semua penumpang harus kembali ke ruangan. Asap benar-benar menjadi momok yang menakutkan bagi pesawat-pesawat yang mau terbang. Tentu, penumpang banyak yang berguman karena keterlambatan tersebut tanpa berpikir apa penyebabnya.
...
Pada akhirnya saya tiba juga di bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang. Sudah malam juga di sini. Alhamdulillah. Inilah rekor saya kali ini. Dan saya berharap keluarga di Samarinda baik-baik saja. Terutama ibu saya, semoga cepat sembuh dan keluar dari ruang perawatan. Biar istirahat di rumah saja.
Daa.. matahari merah (efek kabut asap). Membuat langit menampilkan matahari yang sangat bulat dan berwarna merah di kota Tepian (Samarinda).
Selamat datang di Semarang, kapan sempat reunian lagi kita.
BalasHapushttp://www.old-amsterdam-antiques.co.id
Segera mampir, maaf belum berkontribusi kemarin-kemarin.
HapusMaklum, kondisi yang belum memungkinkan.
Tunggu kabar baiknya, saya akan segera kesana :)