Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Kehilangan Sepatu di Rumah Sakit, Hati-hati Buat Pengunjung Lainnya



Menyenangkan blonek (mirip backpaker) di kota sendiri - Samarinda. Membawa tas, botol minuman (tumbler), topi, celana pendek, jalan kaki kemana-mana dan tentu pakai sepatu. Tapi mulai besok, semua itu akan sia-sia. Saya kehilangan sepatu saat di rumah sakit. Aneh sih mengingat ini bukan masjid yang biasanya pulang merayap ada yang lenyap. Entahlah, mungkin ini nasib saya.


Akhirnya tanggal 15 Oktober 2015, ibu saya sudah dipindahkan dari ruangan ICU ke ruangan rawat pasien yang lebih baik (bisa dijenguk dengan bebas). Ruangan itu lumayan jauh juga. Namanya ruang Angsoka.

Setelah memberesin semua barang-barang buat dipindah, tak berapa lama, adik saya menanyakan sepatu saya. Spontan saya menyebut kalau sepatu ya di depan pintu masuk.

"Nggak ada", katanya.

Tidak percaya, lalu saya menuju dimana sepatu saya berada. Wuih, hilang tak berbekas meski beberapa sendal masih banyak disekitar. Akhirnya kekhawatiran dengan kondisi yang terjadi terjawab saat bertanya ke beberapa orang yang melintas termasuk petugas.

"wah ini kan ada pengumumannya kalau alas kaki dibawa", kata ibu petugas.

Dubrak!

Ternyata cerita kehilangan itu sering terjadi di sini meski penjagaan sekuriti selalu hadir pada jam-jam tertentu. Bukan sepatu saya saja yang jadi korban, sendal adik saya pun ikut raib. Pertanda apakah ini?

Cerita kehilangan sepatu saya dan sendal adik saya yang tak kurang dari 1 jam saya berada di ruangan baru rupanya bukan kami saja yang mendapatkannya. Beberapa keluarga pasien juga sering mengalami dan bahkan yang menjenguk baru beberapa menit.


Ini semacam fenomena baru bagi saya yang biasanya hanya mendengar sepatu atau sendal hilang di Masjid, kini terjadi juga di rumah sakit. Sungguh ironi memang. Pencuri tersebut tahu mana barang yang bagus dan menarik.

...

sedih juga rasanya. Apalagi sepatu yang saya pakai masih sepatu pinjaman dan sering dipake buat olahraga. Apalagi saya mulai suka memakainya yang buat nyaman saat jalan-jalan seperti ngeblonek.

Saya tidak akan menuntut apa pun, lawong yang lain juga mengalami hal yang sama dan sering terjadi. Ya, saya berharap orang yang melakukan hal tersebut dapat karmanya saja. semoga jadi orang baik, doa saya.

Soal di mana terjadi, saya tak perlu menyebutkan apa-apa di sini. Saatnya belajar dari masalah baru yang terjadi bahwa adanya pengumuman yang dipajang setidaknya jangan diabaikan. Baca dengan seksama dan tanya bila belum mengerti. Lindungi barang berharga saat berada di rumah sakit. Karena kita tidak tahu dengan apa yang terjadi selanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun