Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat. Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Hadir di Acara Ultah Pertama Komunitas Blogger Semarang, Gandjel Rel
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Tren emak-emak/perempuan yang kini ngeblog semakin banyak saja, terutama kota-kota besar di Indonesia. Nggak salah, sebagai salah satu dari 5 kota besar di Indonesia, Semarang pun terinfeksi karenanya. Bulan Maret ini, mereka genap 1 tahun. Berikut sedikit cerita perayaannya.
Semarang memang tergolong unik buat saya. Dalam sebuah komunitas biasanya kita bicara generasi anggotanya, calon masa depan yang akan membawa nama komunitas dan sepak terjangnya. Sayang, ini selalu gagal. Anggota komunitas akan tetap sama dari awal hingga akhir. Yang ada, komunitas berhenti berproduktivitas dan hanya keliatan sedikit orang-orang yang tetap beraktivitas.
Gandjel Rel dan 1 tahunnya
Saat era kejayaan komunitas blogger Semarang, Loenpia terus naik, pelan tapi pasti beberapa komunitas muncul. Mulai dari dotsemarang, kemudian Tumblr Semarang, dan Kancut Keblenger regional Semarang. Kesemuanya, sudah saya ikuti kegiatannya. Makanya saya jadi sungkan kalau ketemu mereka. Sebagian sukses dan telah bekerja, dan saya masih saja dengan dotsemarang di kota Semarang.
Tahun 2015, muncul lagi nama komunitas baru dan wajah-wajah baru. Bukan 1, tapi 2 menurut saya. Salah satunya yang saya bahas ini, Gandjel Rel dan satunya lagi adalah Komunitas blogger Backpacker Semarang.
Nama Gandjel rel sendiri diambil dari nama makanan khas yang ada di Semarang. Komunitas blogger ini fokus di genre yaitu perempuan, mulai dari yang muda hingga yang terkenal dengan sebutan mamah muda.
Mereka meneruskan estafet komunitas sebelumnya yang sudah memiliki nama besar. Buat saya, Loenpia masih tetap nomor 1 di Semarang. Dan orang-orangnya pun masih ada hingga sekarang. Dotsemarang, jangan ditanya. Kapok saya.
Dalam perjalanannya setahun ini, mereka sangat produktif. Hadir diberbagai acara, memberi kelas dan pelatihan, mengisi seminar tentang blog dan sisanya, kopi darat sesama anggota. Mengingat ini, membuat saya kembali ke masa lalu saya.
Beberapa anggotanya sangat saya kenal. Mereka memiliki segudang prestasi secara pribadi, mulai dari penulis, komik dan lainnya. Dan lewat Gandjel Rel, mereka dipersatukan.
Tiup lilin
Layaknya sebuah perayaan yang biasa dilakukan, GR telah memasuki usia pertamanya sebagai komunitas blogger Semarang. Tentu, ini sebuah prestasi menurut saya mengingat masa semangat berkomunitas selalu melewati 1 tahun.
Dalam sebuah acara yang dikemas dengan sesi layaknya seminar diskusi, mereka bekerjasama dengan perusahaan asuransi. Ya, sebagai komunitas mereka berhasil mendapatkan perhatian dari sponsor. Sesuatu yang diinginkan komunitas seperti saya dulunya.
Lantai 6, Hotel Simpang Lima Residence pun didapuk menjadi tempat acara perayaan. Sungguh, mereka mempersiapkannya dengan sangat baik untuk seukuran komunitas tahun pertama.
Saat tiba di sana, agaknya sedikit telat. Saya mohon maaf soal keterlambatan ini. Karena naik sepeda, bawaannya agak santai mengingat jarak tempuh rumah tak begitu jauh (jalan Gajah Raya).
Setelah ganti pakaian dengan pakaian pantas, maklum naik sepeda celana pendek, akhirnya saya sudah di depan pintu ruangan. Buku tamu menunggu untuk diisi. Suasana sudah ramai meski beberapa bangku terlihat kosong.
Karena berbasis genre, dominasi perempuan diacara ini tentu paling banyak. Namun beberapa blogger Semarang hadir juga, seperti dari Loenpia dan penyiar radio Semarang serta perwakilan komunitas. Untungnya, ada blogger laki ^_^
Seperti yang saya ada katakan diawal bahwa acara mereka berkolaborasi dengan sponsor, maka melihat sponsor memberikan informasi kepada yang hadir adalah sesuatu tentunya.
Berbagai hadiah diberikan kepada peserta dengan cara menjawab atau bertanya. Saya sangat jarang melihat perusahaan asuransi mau berkolaborasi dengan komunitas. Pertanyaan tersebut akhirnya terjawab bahwa mereka memang pertama kali melakukannya untuk komunitas blogger di Semarang.
*Kalau di ibukota, sudah sangat biasa
Acara pun akhirnya selesai setelah hadiah yang diberikan sepertinya habis. Sesi akhir ini yang menjadi sakral yaitu tiup lilin. Layaknya sebuah pesta ulang tahun, warga GR yang menggunakan pakaian serba pink ini benar-benar menikmati perayaannya. Kebahagiaan ini pun saya rekam lewat foto di postingan ini.
Selamat buat komunitas Gandjel Rel, mbak Rahmi, Mbak Dewi dan lainnya. Semoga terus bermanfaat dan menyebarkan virus blogging ke masyarakat. Karena Anda-anda semua lah, konten di Internet nantinya akan lebih baik dan positif.
Begini rasanya ketika mertua datang ke rumah, nggak enakan. Padahal, cuma menjenguk cucu kesayangan. Tapi rasa malas yang biasa dirasakan sebelum nikah, berubah rasa risih. Serba salah, pokoknya.
[Artikel 17#, kategori Tips] Saya sudah menghitung kira-kira berapa kuota yang dihabiskan untuk menonton siaran langsung sepakbola via streaming. Tentu Anda sekarang bisa mengukur biaya untuk menghabiskan kuota apabila tim kesayangan Anda akan bertanding hari ini.
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat. Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...
Postingan ini terinspirasi dari komentar dari dalam blog ini sendiri. Padahal dari awal, blog merupakan tempat personal branding seseorang. Bila digunakan untuk personal, ia biasanya akan mengisinya dengan curhat, portofolio dan aktivitas. Bagi perusahaan, blog merupakan cerita dibalik mereka sendiri.
Pernah merasakan manisnya dikejar gebetan yang tak menghiraukan bagaimana sakitnya setelah putus suatu hari nanti. Dan akhirnya mereka menjadi pasangan yang selalu setia, pandai mendengar, selalu memberi motivasi untuk saling menguatkan dan menceritakan hal-hal kecil yang tak pernah mereka ceritakan kepada orang lain. Kini setelah putus, jangan berharap cerita manis diawal akan sama. Perlu diketahui terlebih dahulu, sifat buruk ini bukan berarti semua pria diumur 29 tahun akan sama. Ini sebuah judul yang menarik dan penulisnya saja yang mengalami. So, baca saja ceritanya. Kamu seperti kekanak-kanakan, deh. Kenapa tiap punya mantan, hobinya ngajakin balikan. Tiba-tiba saja kalimat tersebut terlontar dalam sebuah pesan singkat yang terkirim buat saya yang memang berusaha berkomunikasi dengan mantan. Seperti kena serangan jantung tiba-tiba. Dan saya membencinya, marah dan kesal. Marahnya kepada momen yang waktu ia sampaikan. Saya memang bermaksud berbaikan dengan mant...
Eh aku kok baru lihat vlog ini, kereen, makasih ya Asmarie :D
BalasHapusSama-sama, mbak. Sukses buat komunitasnya
HapusPasti seru banget ya. bisa nambah temen blogger dan bisa tanya tanya kalo ada masalah :D hehe
BalasHapus