Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Kerjasama dengan Dotsemarang; Dibayar voucher


[Artikel #72, kategori dotsemarang] Kadang saya jengkel juga ketika diajak kerjasama hanya dibayar voucher, plus liputan. Meski saya tidak mengharamkan voucher, seperti nginap di hotel atau makanan, tetap saja dapat voucher sama saja merugikan saya sebagai pemilik dotsemarang. Hei, kak. Saya mengerti betapa sulitnya mengeluarkan biaya, tapi juga harus masuk akal juga kan untuk kerjasama personal ini.

Gedung tinggi besar dan bertaraf bintang tak menjamin ada dana segar untuk membayar seorang bloger untuk mengkampanyekan kegiatan mereka. Tidak ada yang salah sebenarnya, semua ingin mendapakan seminim mungkin dan se-optimal mungkin.

Akhirnya saya tetap menolak meski kerjasama itu bisa sedikit menambah prestasi dan portofolio saya dalam membangun branding untuk dotsemarang. Mengecewakan sebenarnya setelah mengatakan lain kali untuk menolak dalam bahasa halus, tapi ini sebuah solusi terbaik saat itu.

Ya, mau gimana lagi. Kerjasama bagus itu digelar di Semarang atas. Tentu kendala pertama yang saya hadapi adalah transportasi. Untuk menggunakan transportasi, itu butuh biaya. Makanya saya senang ketika ikut acara ada dibayar soal transportasi.

Ini yang luput dari para pihak yang ingin bekerjasama. Selain mereka tidak memikirkan bahwa dotsemarang merupakan akun personal, bukan kelompok atau komunitas, mereka juga tidak memikirkan dana yang dikeluarkan untuk kampanye tersebut.

Dalih voucher sebenarnya juga merugikan saya sebagai bloger. Ini kadang menjadikan pihak kerjasama tidak mengeluarkan biaya sepeserpun untuk aktivitas kampanye mereka. Dan tipe bloger saat disuguhi sesuatu yang menarik, biasanya akan langsung memasukkannya dalam daftar postingan berikutnya, seperti kamar hotel, tempat makan, hidangan atau hal menarik lainnya.

Semua itu tanpa disuruh akan dibawa bloger dalam blognya. Untung dua kali, bukan! Pemilik blog, seperti saya contohnya, seharusnya bisa dimasukkan kategori orang baik. Yang tiap menarik selalu tanpa dipikir panjang atau disuruh akan senantiasa memasukkannya dalam antrian posting blog berikutnya. Ini yang ingin saya hindari.

*Gambar : ilustrasi
...

Tentu pengalaman ini mungkin saja dirasakan bloger lain atau konten kreator lainnya juga, seperti Youtubers, selebgram, buzzer dan sebagainya. Mohon maklum untuk ini. Manusia yang memanusiakan itu lebih baik tentunya.

Apakah kamu mengalaminya juga?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh