Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Ingin Terlihat Sebagai Bloger Profesional, Sebaiknya Jangan Gunakan Blogspot


[Artikel 23#, kategori tips] Saya tahu, ini hanyalah pikiran saya saja yang tidak terima dengan platform gratisan milik Google, blogspot, yang dikatakan seperti kurang percaya diri dan harus dimaklumi oleh sesama bloger yang notabene sudah punya rumah sendiri. Saya ingin berkata kepada orang tersebut, blogspot itu bagus dan profesional, tergantung cara kita mengenalkannya.

Menjadi bloger di era sekarang sangat mengejutkan. Bahkan sekelas jurnalis pun ikut nimbrung diantara hiruk pikuknya generasi milenials yang mencoba peruntungan di dunia maya, seperti blogger dan paling tren saat ini adalah Youtuber dan Selebgram.

Tidak ada yang salah dengan perpindahan profesi bagi mereka yang menganggap ngeblog adalah sekedar meluangkan waktu dan hobi. Bagaimana dengan sebagian bloger yang menganggap ngeblog adalah pekerjaan utama, apakah ia lantas bisa pindah juga menjadi jurnalis resmi yang memiliki id card? 

Tidak-tidak. Saya tidak ingin menjadi jurnalis saat ini. Selain kualifikasi yang tidak memenuhi syarat, saya sudah terlanjur serius membangun diri menjadi bloger dari sekedar hobi menjadi money. *Jangan mikir negatif ketika bicara uang, saya masih punya hati yang lapang.

Tertarik menjadi bloger serius dan profesional, cobalah berinvestasi 

Sekali lagi, menjadi bloger kekuatan utamanya ada pada tulisan yang menyuguhkan sudut pandang personal di dalamnya. Maka tulisan baku dan kaku, kadang membuat saya tahu bahwa dia hanya sekedar mengaku.

Ketika kamu mulai tertarik dalam dunia blogging tanah air, meski saya lihat sepertinya tidak akan, saran saya sebaiknya kamu berinvestasi sebelum benar-benar membangun rumahmu sendiri (web/blog).

Beli domain atas nama kamu sendiri dan beli hosting yang gunanya tempat kamu menyimpan file-file nantinya. Kesemuanya akan membuat kamu menjadi lebih profesional daripada seorang bloger seperti saya yang hanya menggunakan platform gratisan.

Menggunakan nama domain, seperti com hingga id, levelmu dalam hal penyebutan bloger setidaknya membuat kamu bangga karena berada di level atas.

Selain rasa bangga yang membuatmu semakin percaya diri, dengan domain sendiri, kamu punya sesuatu yang bisa dikatakan dapat dipercaya atau kredible. Beberapa waktu sekarang, berita bohong menjadi pembicaraan banyak orang. Dan kadang informasi bohong yang disebarain dibuat dari platform gratisan.

...

Saya tahu, blogspot bisa dibuat menjadi domain sendiri dengan cara membeli. Bahkan, tak perlu membeli hosting. Cuma mengarahkan nama saja ke domain sendiri dan platformnya atau mesinnya masih sama, blogspot.

Saya tahu juga, pengguna blogspot ada yang juga profesional bloger meski hanya mengandalkan platform dari Google tersebut.

Tapi, yang nggak tahu juga banyak saat beberapa orang tidak percaya diri saat bicara alamat blog. Ketidaktahuan ini memang bukan salah mereka atau kita yang ingin memberi tausyah kepadanya. Biarkan saja, dan saya tahu bagaimana rasanya.

Mari bertindak secara profesional ketimbang bicara yang tidak rasional. Mari menghasilkan karya ketimbang banyak bicara.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh