Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Naik Bus Wisata Semarang Bareng Para Duta Wisata Semarang


[Artikel 62#, kategori aktivitas] Akhirnya dapat kesempatan bagus juga buat naik bus wisata Semarang yang baru diluncurkan awal Oktober tahun ini. Ditambah, momennya juga yang sangat baik. Ada para duta wisata seperti Denok Kenang, Duta Museum dan beberapa lainnya. Sudah lihat bus wisata Semarang?

Berawal dari ajakan via Twitter, saya berkesempatan bisa naik bus Wisata yang bertuliskan "Yuk muter-muter Semarang" hari Minggu siang (8/9). Ini kesempatan bagus buat saya, mengingat animo masyarakat yang mau naik sangat besar. Saking besarnya, ada yang nggak bisa naik.

Ya, semenjak diluncurkan, untuk bisa naik bus ini terbilang sulit. Singkatnya, masyarakat yang mau naik harus pesan pagi-pagi. Jadwal bus yang hanya ada 4 kali berangkat muter-muter dalam sehari tidak dapat menampung jumlah masyarakat yang ingin naik. Plus, saat ini bus masih cuma ada 1 saja.

Kapan bloger Semarang naik bus wisata bareng-bareng?

Saya jadi tidak enak ketika membagi-bagikan status tentang aktivitas saya naik bus ini di Facebook. Saya harap, ada momen untuk para bloger Semarang dapat naik bareng bus wisata ini dalam waktu dekat. Entah, siapa yang akan mengajak.


Saya bisa naik hari ini juga karna diajak, dan karena mengajak personal, saya tidak bisa mengajak beberapa bloger. Saya tidak enak juga sebenarnya dengan yang ngajak. Lagian jatahnya bukan untuk bloger. Dan saat konfirmasi soal ini, malah yang ngajak berpikir saya ada ngajak beberapa bloger. Duh miss komunikasi.

Sebenarnya, di Twitter ada ngajak Genpi Jateng. Saya berpikir karena anak Genpi kebanyakan bloger, jadi menurut saya pasti mereka mau datang dan kapasitasnya sudah cukup. Lagi-lagi miss komunikasi. Ajaka di Twitter dianggap angin lalu. Butuh yang resmi-resmi sepertinya untuk mengajak mereka. Ya, cuma masalah komunikasi saja.


Antusias masyarakat yang sangat tinggi

Saya tiba di Mandala Bhakti jam 10 siang kurang dengan bersepeda. Saat bus wisata tiba, masyarakat banyak yang menunggu. Sayangnya mereka gigit jari karena untuk naik, mereka harus mendapatkan akses, semacam tiket yang dipesan terlebih dahulu.

Entah karena kurangnya informasi atau memang antusiasnya yang tinggi, masyarakat tidak bisa naik karena jadwal sudah terisi penuh oleh penumpang yang sudah memesan sebelumnya. Yang sudah pesan, tentu tinggal menunggu saja.

Bus yang akan saya naiki ini memang jatahnya dari Dinas Pariwisata Semarang yang keberangkatannya sekitar jam 11 siang. Yang diajak pun penumpannya berasal dari beberapa duta wisata seperti Denok Kenang, Duta Museum, Duta Kola (Kota Lama), Saka Pariwisata kota Semarang, Pokdarwis Karangsawo Bongsari, dan Bala Museum.


Belajar jadi pemandu

Yang menarik dari aktivitas naik bus wisata ini adalah para duta wisata berkompetisi menjadi pemandu. Pengetahuan mereka diuji untuk mengenalkan Semarang kepada peserta semisalnya para penumpang ini merupakan wisatawan atau pengunjung yang ingin naik bus.

Namanya juga masih belajar, menjadi pemandu itu tidak mudah mengingat kondisinya yang juga berbeda saat berkendara (naik bus)  dan saat mereka bicara tanpa kendaraan. Tapi kalau soal pengetahuan, mereka tentu sudah sangat mengerti tentang kota Semarang.


Berhenti di 2 titik, Kota Lama dan Kampung Pelangi

Rute yang digunakan Bus Wisata Semarang adalah Museum Mandala Bhakti, Kota Lama, jalan Pemuda, Simpang Lima, Kampung Pelangi, Museum Ranggawarsita dan kembali ke Museum Mandala Bhakti yang jadi titik keberangkatan bila ingin naik bus ini.

Selama perjalanan, ada 2 titik berhenti selama 15 menit. Kota Lama dan Kampung Pelangi. Apa yang bisa kamu lakukan di titik perberhentian ini? Foto-foto?

momen cantik, salah satu Denok Kenang yang jadi pemandu wisata

Jadi pusat perhatian

Naik bus Wisata seperti ini punya hal yang menarik buat penumpangnya yaitu jadi pusat perhatian. Ada rasa bangga dan kagum karena mendapat sorotan ini.

Mungkin bagi pengunjung yang bukan dari Semarang, pengalaman naik bus bisa lebih tentang rasa kagum dengan informasi yang di dapat secara langsung. Ini lho tempat ini ada sejarahnya, ini lho dan bla bla...

Suasana dari atas, lantai 2 bus wisata Semarang
...

Terima kasih udah mengajak saya, pak Abe Santoso. Dan minta maaf juga kepada beberapa bloger yang miss komunikasi. Semoga ada momen yang membuat kita akhirnya bersama naik bus wisata ini nanti.

Ulasan review dan cerita menariknya, nanti saya post di blog dotsemarang. Jadi tunggu, saja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh