Pria Tidak Berdaya

Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat. Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...
Mantap, terus konsisten bro :)
BalasHapusHooh, terima kasih kak :)
HapusBelum ngecek blogdetik, komen2 yang lama masih adakah?
BalasHapushehe.. belum ngecek juga mbak :D
Hapusnargetin satu bulan satu postingan dulu...
BalasHapusempat tahun lebih blog nganggur :)))
haha.. ayolah !
Hapussenangnya bisa moveon..tetep bersemangat ya :)
BalasHapushiihi.. Makasih mbakku
Hapusrajin banget ngeblognya nih masnya :))
BalasHapusTerlanjut jd kebiasaan sih mas, padahal nggak mau jg :D
HapusHah bapak, saya selalu ngefans sama tulisan2 anda. Fighting
BalasHapusbapak2, dikira aku bapakmu hahaha.. Terimakasih Nova :D
Hapus