Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Berhenti Mengejar


[Ini adalah artikel ke-11 kategori Cinta] Ada perbedaan antara jatuh cinta dan sekedar suka. Jatuh cinta hanya butuh beberapa menit, membuat seseorang mau merawatnya dengan hati. Sedangkan sekedar suka, kurang lebih sama seperti jatuh cinta tapi hanya mau memajang apa yang ia suka. Ia tak pandai merawatnya.

Beberapa waktu belakangan, saya terbebani suasana perasaan. Mungkin istilahnya baper di era sekarang. Entah, apakah itu jatuh cinta atau sekedar suka, yang pasti saya banyak memikirkan itu dengan perasaan bahagia dan sedih.

Bahagianya itu karena saya bisa kembali membuka hati yang lama tertutup meski banyak wanita lalu lalang di depan mata saya. Sedihnya, lebih karena saya tidak menemukan respon yang diharapkan. Memang, saya belum begitu besar berusaha. Tapi melihat respon sebelah pihak, saya sepertinya terlalu berharap.

Akhirnya saya kembali berhenti mengejar. Sosoknya memang sangat menginspirasi dan tangguh, tapi yang saya butuhkan bukan tampang dan rencana masa depan. Saya butuh respon bagus dulu sebelum benar-benar pergi.

Saya lega dan lebih tenang setelah mengakui bahwa diri saya memang harus berhenti mengejar. Menjadi manusia kembali dengan kodratnya silaturahmi dan berteman dengan siapa saja adalah jawaban terbaik sekarang.

Tuhan memang sudah mengirimkannya kepada saya. Tapi keputusan akhir juga Tuhan berikan kepada saya atau dia. Semua orang sibuk memikirkan mimpi-mimpi yang sedang dikerjakan. Mungkin itulah perbedaannya.

Lama tak merasakan jatuh cinta, ternyata rasanya masih menyenangkan. Ada banyak alasan mengapa saya tidak seperti di film-film drama Korea yang mengejar cinta dan berakhir bahagia.

Ah, itu ada skenarionya. Saya pernah membuat skenario itu tapi tidak mudah. Kalau memang jodoh ya nggak kemana, sebaiknya saya fokus dengan apa yang saya kerjain sekarang.

Kadang, saya berpikir tentang pertemuan dengan orang tua gadis. Apa pekerjaanmu, dan apa yang bisa kamu jaminkan atau berikan kepada putri saya bahwa ia akan bahagia kelak. *jleb..

...

Kamu mungkin akan membaca ini suatu hari kelak. Jangan kasihani saya, itu saja pesannya. Mari kita lakukan yang terbaik buat kehidupan kita masing-masing. Selesaikan mimpi dan kewajiban yang belum selesai.

Anggap pertemuan yang penuh canda tawa kita selama ini sebagai sebuah kodrat manusia yang ditakdirkan untuk menjalankan perannya sebagai ciptaanNya. 

Berlari terkadang perlu berhenti saat kamu merasa haus, dan tidak perlu memaksa menyelesaikan ketika tubuh sudah tidak sanggup lagi.

*song : Berhenti berharap - SO7

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh