Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Penting! Pria Usia 30 Tahun Memiliki Visi Dalam Hidupnya


[Ini adalah artikel ke-15 kategori Pria 30 tahun] Tahukah Anda hal apa yang dapat menjadi pembeda antara pria yang berkualitas dengan pria yang tidak berkualitas? Bagi pria seusia saya, Visi adalah salah satu atribut yang wajib dimiliki untuk menunjukkan tingkat kualitas.

Pria yang berkualitas adalah pria yang mengetahui arah (tujuan) hidupnya dan tahu bagaimana mencapainya. 

Potongan paragraf di atas merupakan kalimat yang saya ambil dari buku yang menulis tentang kehidupan pria berusia 30 tahun karya Arisatya Yogaswara yang dicetak pertama kali tahun 2006.

Antara idealis atau egois

Memiliki buku ini sebagai pegangan saat berusia 26 tahun membuat saya menanti-nanti seperti apa rasanya berusia 30 tahun. Saya tampak dewasa sebelum waktunya meski secara konsep sukses yang ingin dibangun masih belum tercapai.

Memiliki visi memang sangat penting, apalagi di usia sekarang yang menginjak 30 tahun. Dengan mentapkan visi atau arah (tujuan), pria bisa dikatakan memiliki 2 sisi yang berbeda. Bisa lebih idealis dan juga egois.

Idealis di sini berjalan memikirkan apa yang sudah digariskan dan ditetapkan. Mencoba merengkuh semua yang dilakukan dan bersabar melihat hasilnya.

Sedangkan egois berarti bahwa saya harus melepaskan semua keinginan dari pihak luar, teman hingga keluarga untuk memperhatikan apa yang terjadi kepada mereka. Saya akui, keluarga adalah hal paling besar yang bisa menghancurkan visi karena dorongan yang sangat kuat dari mereka.

Contoh saja semisal soal menikah, orang tua sakit dan beberapa saudara yang ingin diperhatikan. Buat yang sukses menjalankan visi, sebenarnya mudah mengkombinasikan semuanya. Namun buat yang masih menata, setidaknya ini bisa jadi masalah tersendiri.

Visi tak pernah lekang oleh jaman

Berbicara seseorang yang dinilai sukses dengan pekerjaan sangat baik, memiliki keluarga dan cinta, tentu saja saya iri melihatnya. Saya yakin, pria yang mendapatkan itu semua memiliki visi atau tujuan dalam hidupnya.

Seorang yang hidup tanpa visi sama saja dengan seseorang yang berkendara tak memiliki tujuan yang jelas. Ia hanya berputar-putar saja, dan terus berputar hingga akhirnya kelelahan di perjalanan tanpa menemukan apa yang dicari.

Yang bisa diambil dari visi seseorang adalah ia sangat autentik, asli keluar dari keinginan paling dalam, dan bukan meniru dari orang lain. Serta menjadi alasan mengapa kita hidup.

Oleh karenanya, memuat ideologi Anda, maka salah satu sifat utama dari visi adalah ia tak pernah lekang oleh jaman. Tak peduli seberapa dinamisnya dunia di luar sana, visi Anda haruslah tegak berdiri, tak goyah dan tak berubah oleh keraguan.

Sifat lainnya, visi haruslah merupakan pernyataan cita-cita yang tidak mustahil untuk dicapai. Anda harus terpacu untuk mewujudukan visi tersebut. Visit yang tidak realistis sama saja dengan khayalan.

Anda hanya bisa bermimpi tanpa dapat meraihnya atau mewujudkannya. Menetapkan visi yang begitu tinggi dan mustahil diwujudkan hanya akan membuat diri kita terperosok ke dalam jurang keputusasaan. Hidup Anda menjadi frustasi karenanya.

...

Postingan selanjutnya akan saya tuliskan tentang pentingnya visi dan strategic planning dalam hidup. Ini masih dalam buku yang sama dan saya berharap dengan membawa tulisan ini di sini, saya hanya ingin berbagi dan tidak ada maksud lain.

Jadinya kapan, saya belum tahu. Semoga selekasnya bila tidak ada halangan dan mood yang menyertai. Sabarlah. hehe..

Bagaimana dengan visi hidup saya atau tujuan hidup? Saya berharap bisa berguna bagi bangsa Indonesia, itu saja. Dan menjalankannya bisa lewat dunia yang saat ini saya geluti.

Semoga Anda sudah memikirkan apa tujuan hidup Anda saat berusia 30 tahun atau sebelumnya. Ini akan sangat berpengaruh terutama Anda yang masih bingung dengan kehidupan.

Salam

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh