Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Membangun Sisi Nasionalisme dari Industri Pariwisata


[Artikel #7, kategori wisata] Ada berbagai cara untuk turut serta membangun negeri tercinta. Ya, ini bukan jaman dimana bambu bisa membantu saat melakukan gerakan membela negara. Ini adalah jaman dimana kita bisa membantu negara dengan berbagai kemudahan yang ada, contohnya teknologi.

Saya suka nonton film-film bertemakan Nasionalisme. Dan paling sering adalah film India dengan tema-tema tertentunya. Mulai dari olahraga hingga pertikaian antar negara. Pada intinya, mereka ingin menumbuhkan rasa nasionalisme pada masyarakatnya.

Akhir bulan ini, saya sedang membaca sebuah buku dengan judul 'Super Tourismpreneur' karya Arini Tathagati. Buku ini saya beli barengan buku yang saya tulis di sini sebelumnya.

Ternyata penulisnya juga seorang blogger. Sayang pas mengunjungi alamat blognya, post terakhir sekitar tanggal 28 November 2015. Sudah nggak aktif lagi rupanya, atau sudah pakai domain sendiri? Entahlah.

Bagaimana Industri Pariwisata dikatakan bisa membangun sisi Nasionalisme?

Dari dulu saya punya impian untuk menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara. Entah, bagaimana caranya hingga saat ini saya masih bertahan pada kegiatan ngblog. Sebenarnya dengan ngeblog saya bisa dikatakan punya jiwa nasionalisme, mengingat postingan saya selalu mengajak hal-hal positif untuk pergi ke Semarang. 

Buku yang saya baca ini, Industri pariwisata bisa dikatakan dapat membangun sisi nasionalisme. Bisa turut mengangkat citra bangsa, bisa memupuk rasa cinta tanah air, serta memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa. 

Saya melihat kebelakang bagaimana saya mencoba menyempatkan diri melihat berbagai indahnya Indonesia dari kota Semarang, mengikuti acara-acara rutin tiap tahun yang bertemakan pahlawan hingga kebudayaan. Bukankah itu termasuk rasa nasionalis juga.

Selain apa yang sudah saya lakuin bersama dotsemarang, ada juga cara anak muda yang bisa dianggap nasionalisme dalam lingkup pariwisata. Seperti yang saya kutip dari situs nusantaranews.co, Industi kreatif perlahan tapi pasti mulai menjadi lahan subur bagi tumbuhnya ekspresi nasionalisme kontemporer dikalangan generasi muda Indonesia.

Bahkan sebagian kalangan muda dengan serius menciptakan proyek-proyek kreatif tourism independen dengan mempromosikan pariwisata lokal, meski hanya membangun blog dan situs-situs yang berisikan sekedar berbagi pengalaman perjalanan wisata di daerah.

Industri kreatif menjadi ajang kreasi dan inovasi generasi muda untuk berekspresi mengarungi kecenderungan globalisasi yang tanpa batas. Bagi sebagian generasi muda, identitas nasional kini dirasakan menjadi penting untuk mempertahankan akar budaya mereka sebagai anak bangsa.

Meski memiliki motif ekonomi yang kuat, tapi kecenderungan ini perlu mendapat apresiasi yang mendalam. Industri kreatif telah menjadi embrio lahirnya rasa kebangsaan baru.

Menarik, bukan?

...

Saya mulai berpikir bahwa impian saya yang selama ini hanya sebuah mimpi, apakah akhirnya sudah menemukan jawaban yang selama ini saya cari-cari. Semoga saja, sih.

Ini memang tidak mudah, namun setidaknya saya sudah memulainya. Bukan hanya industri pariwisata saja yang terus menggeliat, industri kreatif lainnya pun juga turut memberi banyak perubahan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya