Masa-masa indah sepertinya bakalan segera terlewati. Seiring waktu berjalan dan roda berputar, kehidupan pun juga harus berubah. Bila dulu dengan mudah melihat sana-sini, sekarang untuk menatap saja sepertinya harus bergantian dengan mata kanan dan kiri.
Saya sedang berbicara tentang pria muda yang bergelimang harta. Mirip-mirip film Drama Korea lah intinya. Pria yang kini sudah bekerja dengan anak istri ideal seperti iklan di televisi. Istri cantik, anak imut dan tentu meneruskan perusahaan orang tua yang dipersiapkan baginya.
Indah, bukan? Kadang merasa iri juga kalau sudah nonton film drama Korea seperti itu. Namun kenyataannya, tidak demikian.
Lebih banyak berhemat
Dunia yang saya pijaki sekarang seakan sudah berubah. Meski orang-orangnya tetap, wajah mereka terus berubah mengikuti ritme sang waktu.
Tahun 2016, saya melewati waktu dengan banyak berpikir tentang bagaimana cara berhemat. Saya bukan generasi yang mau berhutang sana-sini, hanya saja saya tidak ingin menyerah karena urusan kanker (kantong kering) yang sedang melanda.
Tambal urusan ini yang dikira sudah aman, masih ada lubang lain yang harus ditambal. Apalagi pemasukan dengan mengandalkan ngeblog, belum bisa dimaksimalkan. Apakah ini artinya berhenti menulis blog?
Meminta sekarang sangat sulit dengan meminta di tahun-tahun sebelumnya. Apalagi masa seperti pemain bola yang memiliki masa pensiun. Benar-benar sulit untuk berteriak keras bahwa kita sedang butuh.
Satu sisi lain, ada teriakan kosong yang melihat saudaranya seperti mudah melakukan. Ia tak sadar, hidup di sini sudah berbeda. Yang ia tahu, hidup terus berjalan seperti biasanya.
Membaca berita Papua yang sekarang terus diberikan kemudahan seperti penambahan listrik dan harga sama rata BBM, tentu mendengarnya sangat positif.
Lain halnya di sini, meski pasokan listrik berlimpah, pemilik rumah malah kesulitan membayar tiap bulannya. Ada-ada saja bila berpikir jauh ke sana.
...
Memiliki rumah besar dan berada ditengah keluarga yang hangat merupakan anugerah yang tak terbayang. Orang-orang sekitar memandangnya itu sebagai keluarga yang bahagia.
Kenyataannya sekarang tidak seperti demikian. Penghematan yang saya lakukan dengan bersepeda tak mampu banyak memberi sifat kesederhanaan dalam penghematan.
Pada akhirnya, beban yang merasakan hanya bagi mereka yang berusaha ingin bilang tapi tak dijawab. Biarkan saja terendam diantara tumpukan pesan dan waktu yang berjalan.
Semoga semua diberi kesehatan dan mudah mendapat rejeki. Dunia dipikirkan tak akan ada habisnya, tapi bagaimana keluar dari masalah tersebut untuk menemukan solusi terbaik bersama-sama.
godaan ecommerce menyerang, susah berhemat :(
BalasHapusmenarik banget. Oiya ngomongin hemat, tau ga sih, rupanya ada loh sederet perilaku hemat yang ternyata malah merugikan diri sendiri. Kok bisa ya? Cek langsung di sini ya: Hati-hati, 7 kebiasaan hemat ini justru merugikan diri kamu
BalasHapus