Ini bukan ide gila atau baru, sudah ada pastinya yang buat begini. Hanya saja, saya baru-baru ini kembali membayangkan, andai setiap rumah di masa depan punya laman sendiri berupa blog atau website.
Saya akan mundur ke belakang beberapa tahun silam di sebuah acara yang mengambil setting pedesaan. Kotanya Purwokerto atau Banyumas, nama desanya lupa.
Saya sedang mengikuti acara yang diinisiasi komunitas blogger Banyumas. Dari sini, saya kembali mengingat tentang bagaimana di luar sana (saya lupa negaranya) setiap rumah memiliki blog.
1 blog 1 rumah
Apakah memalukan bila tiap rumah memiliki blog? Rasanya tidak, banyak televisi yang mengangkat dokumentar atau realita artis yang mengambil sudut pandang asli pemilik rumahnya. Kurang lebih sama sebenarnya. Memang kesannya nanti akan menceritakan bagian sensitif, tapi saya harap tidak.
1 blog 1 rumah seperti sebuah program dari RT setempat, tapi saya yakin itu belum akan berjalan tahun ini. Karena pak RT ternyata tidak mengerti apa itu blog. *apaan sih garing.
Blog ini nantinya akan menceritakan si rumah dengan isinya. Bisa diisi tips, saran-saran, jual beli barang bekas si pemilik, informasi umum pemilik dan sebagainya. Atau juga diisi dengan quote-quote menarik. Pokoknya ada lah ntar kalau sudah konsepnya mateng.
Alasan konsep masa depan ini?
Beberapa bulan lalu, semua orang demen yang namanya Pokemon Go. Aplikasi yang menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) ini memanfaatkan GPS untuk bermain.
Andai setiap rumah seperti poke stop yang ada di game Pokemon Go, maka orang-orang yang berkunjung atau sedang melintasi mengetahui isi pemilik rumah. Pikirnya positif dulu, ya.
Itu salah satu memanfaatkan AR. Nah tadi ada menyinggung soal GPS atau saya pake Google Maps yang dapat menandai lokasi suatu daerah.
Setiap rumah yang sudah dibuatkan tanda tentu akan memudahkan rekan, sahabat atau teman menemukan rumah kita semisal baru datang ke kota tempat kita tinggal. Ia hanya mengarahkan lokasi di google map ke rumah. Sudah dapatkan maksudnya?
Lalu, dimana fungsinya blog tersebut?
Anggap saja blog tersebut adalah bentuk rumah virtual layaknya kantor yang memiliki alamat website. Selain jadi patokan teman kita datang menggunakan maps tadi, blog tersebut bisa jadi sumber informasi baik disekitar maupun lainnya (kota, provinsi dan lainnya).
Memang tiap individu sudah memiliki mainnya sendiri (media sosial dan blog), tapi alangkah menyengkannya saat setiap wilayah RT/RW atau kelurahan memiliki akses ke blog rumah tadi. Semisal mengirim surat elektronik berupa undangan dsb.
Informasinya tentu yang umum-umum aja, tidak perlu yang terlalu vulgar dan sensitif. Semisal info barang bekas, barang dijual, dan lain sebagainya.
*belum memikirkan lagi.
...
Konsepnya belum mateng memang, dan sangat kasar. Tapi untuk idenya sudah dapat hanya bagaimana implementasinya saja. Entah, apakah masa depan blog masih bisa berguna atau tidak. Namun saya pikir, teknologi apapun nanti yang berkembang, mereka tetap butuh konten.
Semoga ini berguna 10 tahun mendatang.
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar