Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Selamat Hari Bloger Nasional 2016


Selamat hari bloger / blogger Nasional tahun ini. Saya sengaja menggunakan kata bloger ini karna memang ingin lebih Nasionalis. Alasannya ada di bawah nanti. Selain soal tulisan, perayaan tahunan kali ini saya ingin membahas tentang perkembangan bloger di kota Semarang.

Menjadi trending topik selama 1 hari saat hari bloger rasanya seperti biasa. Maklum, bloger Indonesia rata-rata memiliki jumlah pengikut di atas seribu. Jadi tak heran bila melihat daftar TT yang terjadi hari ini.

Tahun 2015

Mundur 1 tahun kebelakang, saya merayakan hari bloger dengan sebuah postingan tentang perkembangan dotsemarang. Bukan saja saat itu mendeklarasikan sebagai personal blog, website dotsemarang sebagai salah satu kebanggaan terkena masalah. Down!

Semenjak itu, saya tahu kemana arah yang saya harus setir. Saya berusaha terus bertahan hingga sekarang untuk berkontribusi, meski kecil, bagi kota dimana dotsemarang lahir awalnya.

Bloger Perempuan Semarang

Seperti awal-awal blogdetik bertumbuh, kemudian diikuti kota-kota lain, perkembangan bloger perempuan dalam kemasan ibu-ibu yang semangat 45 ngeblog dan membuat komunitas begitu mewarnai tahun 2016.

Mereka menembus batas, khususnya ibu rumah tangga, yang menyediakan waktu menulis dan mendapatkan penghasilan dari tulisan ditengah kesibukan bersama keluarganya.

Di Semarang, wabahnya pun menjangkit. Hadirnya komunitas bloger perempuan membuat gairah dunia blogging di kota lumpia kembali ramai. Saya sangat senang dengan kondisi ini tahun 2016.

Kebangkitan Loenpia.net

Semoga saja perayaan hari jadi komunitas blogger Semarang tertua yang tahun ini merayakan tahun ke-11 nya membuat gairah bloger Semarang lebih menarik.

Saya sebelum membangun dotsemarang, selalu mengikuti komunitas ini yang punya banyak bloger hebat. Dulu saya benar-benar cupu soal blog. Karena mereka lah, saya banyak belajar.

Tahun ke-11 nya, sepertinya mereka akan kembali aktif dengan beberapa agenda acara seperti dulu lagi. Saya jadi tidak sabar melihat perkembangan dan mengikuti tiap acaranya nanti.

Antara blogger dan bloger

Tahun ini juga saya baru menemukan istilah baru untuk kata 'Blogger'. Istilah blogger akhirnya dimasukkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI. Namun, harus dikurangi 1 huruf yang menjadi BLOGER.

Saat melihat beberapa percakapan di grup tentang istilah ini, mereka tidak memperdulikan mana yang benar. Menurut saya juga begitu, yang penting maknanya tetap sama. Kalau ada yang masih bingung mengapa istilah ini sering saya gunakan, silahkan klik link di sini untuk mengetahuinya.

Tidak berkomunitas

Baru-baru ini saya ditelpon sama salah satu perusahaan telekomunikasi yang kantornya ada di Semarang. Mereka ingin mengundang dotsemarang sebagai komunitas bloger Semarang, tapi terpaksa saya bilang bahwa dotsemarang bukan lagi komunitas bloger, tapi lebih ke sisi personal blog saja. Akhirnya, saya tidak jadi diundang.

Saya sudah melewatkan kesempatan berharga memang, tapi inilah yang terjadi semenjak tahun 2015. Saya masih tertarik lagi membangun komunitas meski tiap bulan ada kumpul dengan blogger.

Sebagai warga bintang Cancer yang suka baper, saya masih trauma ditinggalin setelah berjuang bersama-sama. Takutnya kembali terjadi. Diawal antusias, ditengah meredup dan akhirnya hilang tanpa status.

Apalagi blogger sekarang juga masih sama seperti jaman dotsemarang. Selalu ada di dua atau tiga komunitas. Kaki yang mereka taruh dibeberapa komunitas memang harapannya baik, apalagi era sekarang mendapatkan undangan atau job review sangat mudah.

Lalu, bagaimana dengan komunitas yang mereka awalnya bangun dengan antusias, kebahagiaan, dan penuh semangat 45? Udah, cukup dotsemarang yang jadi contohnya.

Masih belum diakui 

Apakah sebagai bloger perlu pengakuan? Ah, tidak juga. Padahal aktivitasnya di dunia maya dan tulis - menulis, mengapa perlu diakui?

Perkembangan media sosial yang terus menarik juga menjadi alasan mengapa bloger tidak power full sekarang. Saya bicara tentang dotsemarang yang selalu mendapat undangan, baik dari pemerintah maupun perusahaan di Semarang (dulunya).

Tahun 2016 benar-benar sepi. Semua bisa dilakukan sendiri-sendiri tanpa perluan bantuan pemilik blog seperti dotsemarang. Tren komunitas emak-emak bloger memang asyik untuk terus digandeng, tapi bukan ini yang saya ingin ikuti.

Saya mau acara yang berhubungan dengan event kota, atau launching dari perusahaan di kota Semarang melihat bloger sebagai undangan yang menarik. Ternyata tidak bisa. Saya akui, personal blog yang saya bangun belum bisa bicara banyak saat ini.

Semisal ada acara yang diundang dari pemerintah kota atau provinsi dimana banyak blogernya, lagi-lagi semua tentang koneksi atau berbasis komunitas. Yah, salah saya sendiri yang tidak berkomunitas yang akhirnya tidak bisa berkontribusi untuk apa yang selama ini saya coba lakukan. 

Pelajaran berhaga buat bloger yang ingin mengikuti perkembangan dunia blogging. Masuklah di salah satu komunitas bloger di kota mu, biar kamu punya koneksi dan relasi. Ini sangat penting.

Liga Bloger Indonesia tahun 2017

Keputusan untuk menarik uang pendaftaran adalah perjudian yang saya lakukan sebenarnya. Ini seperti dua mata pedang yang tajam. Semisal responnya baik, maka saya lanjut dan sebaliknya.

Akhirnya, Liga Bloger Indonesia tahun 2017 kembali digelar. Respon positif dari mereka yang pernah ikutan membuat saya berani kembali melanjutkan yang sudah memasuki tahun kelimat tahun depan.

Ada sedikit rasa sedih saat membaca postingan bloger yang terkenal mengulas dunia blogging tanah air, dimana kompetisi LBI ternyata tidak ada dalam daftar perkembangan dunia blogging yang ia tulis.

Lagi-lagi, ini jadi PR besar saya tahun depan. Apakah karena kurang besar promosinya, sehingga ia tidak tahu dan banyak bloger juga nggak tahu. Atau karena masih aneh dengan konsep yang diusung? Entahlah.

...

Tidak perlu orang lain tahu apa yang sudah kamu lakukan, cukup terus berkontibusi dengan apa yang bisa kamu lakukan. Soal bagaimana kebelakang, itu hanya sebuah wujud dari apa yang dilakukan.

Selamat hari bloger Nasional tahun 2016. Saya tidak sabar menulis kembali perkembangan bloger di Indonesia atau kota Semarang tahun depan. Selalu ada yang menarik untuk masuk menjadi bagian sejarah dalam dunia blogging tanah air.

Yuk, update blog hari ini yang belum update kemarin-kemarin.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh