[
Ini adalah artikel ke-5 kategori film Indonesia] Apakah sudah menonton film Athirah yang rilis di bioskop tanggal 29 September 2016. Bila belum atau belum tertarik, mungkin bisa membaca review filmnya lewat blog dotsemarang
di sini. Postingan di halaman ini bukan membuat reviewnya lagi, tapi saya melihat gambaran lain yang ingin coba saya ingin sampaikan.
Sosok Athirah yang diperankan Cut Mini membuat saya melihat sosok ibu saya saat ini. Sosok wanita yang lahir di bawah 80-an dan bahkan di bawah 70-an.
Saya menangkap persamaan keduanya bahwa wanita di jaman dulu memiliki kekuatan yang luar biasa. Terutama menghadapi persoalan batin saat para suami memiliki istri lain.
Tekanan batin itu bukan sekedar mempertahankan sebuah mahligai rumah tangga, tapi menjaga utuh kebersamaan bersama anak-anak yang sudah besar-besar.
Bagaimana dengan wanita sekarang yang menjadi ibu rumah tangga. Jelas sangat berbeda, dan jangan bandingkan dengan kemajuan teknologi. Semua pasti juga tahu.
Menikah, cerai, dan menikah lagi adalah gambaran yang sering saya lihat di era sekarang. Apalagi wanita muda yang sudah berumah tangga 5 tahun kebelakang.
Kadang mereka tidak cocok dengan mertua yang mengatur-ngatur. Ya, perbedaan jaman terkadang tidak bisa disalahkan. Namun inilah yang terjadi.
Bila Athirah menjadi sosok kuat buat keluarganya tanpa harus bercerai, dan bahkan memenangkan batinnya sendiri, maka wanita sekarang (sebagian yang saya lihat) menjadi sosok kuat tanpa suami itu bisa lebih baik.
Gambaran Athirah yang saya lihat di film semoga tidak salah. Namun gambaran wanita yang saya lihat selama saya hidup, mungkin juga tidak salah. Saya berharap semua wanita bisa menjadi lebih baik lagi tentunya.
...
Kadang sebagai pria, naluri mencari lawan jenis karena rasa ketertarikan tidak dapat dibendung. Memang patut disalahkan karena mudah tergoda. Tapi terkadang juga, saya ingat kata seorang ibu yang saya hormati, saat wanita sebagai istri yang dulu cantik pas menikah jadi jelek (malas berdandan), adalah faktor suami melirik wanita lain.
Saya berharap mencintai 1 wanita dan berumah tangga bersamanya. Sosok Athirah semoga menjadi inspirasi bersama bahwa wanita juga harus berpikir positif dan tidak tenggelam dalam batin yang kalah.
*Tidak semua wanita modern seperti apa yang saya gambarkan tidak baik, ini hanya sudut pandang penulis untuk membandingkan film.
Komentar
Posting Komentar