Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Ngambil Kuliah Malam, Tetap Masuk Pagi Juga


Pernah berpikir untuk ngambil kuliah malam hari? Saya pernah, tapi nggak jadi. Saya sedikit berbagi tentang apa yang terjadi disekitar saya, yang saya pikir itu mungkin menarik untuk diketahui.

Hari minggu pagi saat tidak lagi menonton film kartun favorit seperti Doraemon dan hanya memikirkan hari minggu identik dengan malas, saya terkejut saat seorang mengucapkan salam kemudian pergi.

Kuliah pagi? Hari minggu? Ada-ada saja. Hati saya berbisik dengan mata dan tangan yang masih di depan laptop.

Mendekat semester akhir

Semenjak Difa mengambil kuliah malam, saya merasa ia sudah bahagia karena jam tidurnya yang kebalik tidak lagi ada gangguan pagi hari.

Ternyata tidak sesuai harapan, ia bahkan belum tidur demi mengejar waktu bisa berkuliah pagi di hari minggu. Saya salut untuk itu. Keinginan dan tekadnya untuk segera lulus patut diberi jempol.

Kuliah malam selalu identik dengan jam malam. Tapi itu hanya beberapa semester di awal. Mendekati akhir-akhir kuliah, ternyata masuk pagi seperti Difa seolah tak terhindari. Ada saja mata kuliah yang menuntut mahasiswanya untuk bangun pagi.

Pilih mana?

Anda tidak akan tahu besok akan seperti apa. Setidaknya mengikuti arus dan tidak lari adalah bentuk penghormatan pada diri Anda sendiri, termasuk menghargai sang waktu.

Bila ditanya pilih kuliah pagi atau malam, kembali lagi pada keinginan Anda sendiri. Biasanya mereka yang kuliah malam diambil oleh alasan tertentu semisal mereka seorang pekerja.

Saya sendiri hanya bisa menjawab kuliah pagi itu lebih menyenangkan mengingat saya belum pernah kuliah malam. 

...

Kuliah malam ternyata ada ngambil kuliah pagi terutama mata kuliah tertentu. Saya pikir itu tidak konsisten, tapi semua kembali kepada dosen maupun mata kuliah yang diambil. 

Apakah kuliah pagi ada yang ngambil mata kuliah malam? Saya rasa tidak. Atau jangan - jangan selain saya, ada yang mengalaminya?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya